Rame-rame Ke Pulau Sambu

07.51

Rame-rame Ke Pulau Sambu



Sudah banyak kisah di Pulau Sambu yang telah di ceritakan dan di tulis oleh mereka yang pernah singgah di sana. Menurut sejarah yang ku tau, dahulu kala Pulau Sambu adalah pusat Pertamina, selain Pulau Belakangpadang yang jadi pusat kotanya kala itu. Cerita seorang teman yang tinggal di Batam Sekupang, kalau berbelanja itu harus pergi ke Belakangpadang.

Sekarang sisa-sisa sejarah kejayaan Pertamina di pulau Sambu masih terlihat. Pulau Batam belum apa -apa di bandingkan Pulau Sambu dan Pulau Belakangpadang kala itu. Namun seiring perkembangan zamannya, Pulau Batam perlahan menjadi pusat industri  elektronik. Pulau Batam pun kini maju dan pulau Sambu tinggal kenangan atas kejayaannya.


Ada apa sih di pulau Sambu, ketika teman mengajak berlibur rame-rame ke pulau itu, pertanyaan itu muncul. "Ayolah ikut aja nanti nyesel loh," kata seorang teman lainnya. Disaat suasana hati galau, yah ikut saja dari pada mewek di rumah, mending ikut seru-seruan. Minggu pagi di mana mereka akan berangkat, aku pun beri kabar melalui facebook.

Kenapa facebook ? Whatsappku eror waktu itu. Tau sendirilah selalu saja harus di perbarui tuh whatsapp. Berkumpul di pelabuhan rakyat disekupang, janji jam 10 yang terjadi adalah jam 1 siang juga berangkat. Capek nunggunya kakaaaaaaaak. !!!! Tapi kita cari tempat asyik buat nongkrong cantik, di dekat pelabuhan rakyat, ada taman teratai dan kita duduk disana sambil ngemil makanan yang di bawa hahaha hanya sisanya saja yang di bawa ke pulau Sambu.

Masing-masing bawa makan yang di bagi, rencananya akan ada acara bakar-bakar. Ada yang bertugas bawa air minum, arang, piring, rujak, nasi dan lain lainnya. Setelah berkumpul semua kita minta satu pompong untuk berangkat tapi nggak cukup, ya sudah pake 2 pompong. Seru juga buatku di ombang ambingkan ombak di lautan, walau begitu tak lupa berphoto dalam suasana padatnya pompong. Jujur itu yang pertama bagiku  menggunakan pompong. Pernah juga sih waktu di Tanjungpinang sewaktu menuju Pulau Penyengat, tapi sudah lama sekali itu terjadi dan sudah lupa juga rasanya. 

Pulau Sambu
Berphoto di dalam pompong

Tiba di dermaga kecil yang akan menurunkan kami, aku masih berfikir apa istimewa dan menariknya disini. Rintik hujan sempat membuat kami galau untuk melanjutkan perjalanan itu, kami pun berphoto ria sambil menunggu rintik berhenti.

Pulau Sambu
Pulau Sambu
Berphoto ria sambil menunggu hujan reda

Rintik hujan pun berhenti, kami berjalan perlahan. Melipir dari rumah-rumah yang kurang terawat lalu menaiki anak tangga dan.... wah baru tampak keindahan Pulau Sambu itu. Dari bukit itu terlihat Batam dan pemandangan indah pun terbentang.

Pulau Sambu
Wah lihat tuh pemandangan di belakang saya

Terus berjalan dan mendaki jalanan menanjak yang membuat aku tak kuat berjalan, huuuuuu nafasku sesak. Beginilah tak pernah olah raga. Teman lain ada yang asyik berjalan tanpa perdulikan betapa aku menderita dengan perjalan ini huhuhuuuuuu. Ada yang kasih semangat "ayo kamu bisa,", "ayo mba pelan-pelan,". Tetep aja aku menderita, fikirku.

Pulau Sambu
Nah ini jalan menanjaknya, ini baru setengahnya loh

Pelan-pelan berjalan dan berhenti sejenak akhirnya sampai juga pada jalanan menurun. Aku pun buat moment itu jadi bahan candaan "awas minggir, aku mau menggelindingkan diri aja, nanti kena tabrak," spontan semua tertawa.

Pulau Sambu
Dan ini jalan menurunnya, awassssss

Banyak rumah-rumah yang kami lalui, tapi sepertinya tak berpenghuni, namun masih terawat. Ketika mendekati pantai, banyak rumah kondisinya rusak parah, hanya tembok saja yang masih kokoh berdiri, pintu dan jendelanya sudah lapuk termakan usia. Teramat sangat di sayangkan melihat kondisinya yang terbengkalai begitu saja. Sesungguhnya lokasi itu bisa jadi tempat berpotensi mendatangkan orang-orang yang ingin menginap dan berlibur. Mengingat di Batam rumah mahal booo'

Pantainya biasa saja, tapi Singapore tampak jelas di lihat dari lokasi itu. Gedung-gedung pencakar langit Singapore terbentang bak lukisan. Tikar pun di gelar, masing-masing yang membawa bekal dan makannya di kumpulkan. Wah senang sekali melihatnya, tanpa malu-malu langsung hajar makanan itu. Yang lain sibuk buat api untuk bakar-bakar ikan dan ayam. Aku mah asyiik dengan cemilan yang menggoda huuuu lelah berjalan buat lapar bang...hihihiiiii

Pulau Sambu
Pulau Sambu


Photo-photo untuk mengabadikan suasana dan kondisi tak terlupakan. Masing-masing mengeluarkan handphone dan kamera. Mardaud dengan semangat memotret orang-orang disana. Termasuk aku pun jadi korban huaaaa padahal memang minta sich #tutup muka pake baju.

Pulau Sambu Batam
Pulau Sambu Batam
Batam


Setelah yang di bakar selesai, waktu makan pun tiba hem tapi sayanya sudah kenyang nih. Melihat menunya sambal belacan ikan bakar, sosis bakar, dan ayam bakar wow mau juga lah mencoba. Katanya sich kenyang tapi habis juga sepiring, nambah lagi ups !! khilaf saya, hehehehehheeeeeee.

Batam
Pulau Sambu Batam
Waktunya makan


Tiga orang teman membawa hammock dan mengikatnya di pohon kelapa, keren iiiihhh. Ingin duduk dan bobo-bobo cantik di hammock tapi takut sobek dan koyak tuh hammocknya, tapi katanya bisa koq, itu kuat loh. Kita aja pernah berdua naikinnya nggak apa-apa tuh. Oh begitu, baiklah saya coba kalau ya kuat, tapi kalau sobek jangan minta ganti ya !!!!!

Saat berjalan menuju hammock ish teman lainnya bilang "eeeeehhh tunggu mba, kalau mba yang naik harus di ikat kuat dulu takutnya turun ikatannya. Ah yang lainnya pada tertawain karena secara portur tubuhku lumayan berisi dari yang lain, ya begitulah orang penyayang, sayang lihat makanan di buang-buang ups.

Pulau Sambu Batam


Selesai makan yang lain ke laut mandi-mandi aku santai di hammock, yang ternyata memang kuat menyanggah tubuhku. Awalnya pelan-pelan meletakkan tubuh ini, takut aja ada suara kreeeeek uhhhh!!. Nyatanya nggak koq, aha. okelah siap makan biasalah penyakit kambuh, ngantuk maaaaakkkk. Tapi nggak bisa tidur, mereka berisik sekali. Rupanya mereka main bola pantai sambil teriak-teriak. Makanan masih ada, ayo habiskan yang selesai mandi dan main bola pantai sepertinya mereka lapar lagi dan makan lagi.

Sore hari pun tiba tapi kita belum pun photo bersama, ketika ada orang yang lewat, minta pertolongan "photoin kita donk bang," hiiiii dan setelah itu kita berkemas lalu pulang.

Pulau Sambu Batam
Berphoto bersama

Tak lupa sampah kita kumpulkan dan ada yang di bawa pulang, karena cinta alam jadi belajar jangan buang sampah sembarang. Tadinya mau lihat sunset di sana, karena kondisi mendung, tapi tidak beruntung. Untuk harga pompongnya pp di kena biaya 30 ribu per orang.

Cerita diatas adalah kedatanganku yang pertama di Pulau Sambu, beberapa bulan kemudian kita datang lagi, kali ini acara gathering gabungan antara Batam dan Singapore (orang Indonesia yang tinggal dan jadi PR di Singapore). Berkumpul berbagi cerita dan informasi tentang sebuah trip liburan. Dan ketika itu seorang tamu dari Singapore menjadi nara sumber, karena baru pulang ngetrip ke Amerika selama 6 bulan dan menghabiskan sekitar rp 150 jutaan. Nggak apalah wong masih sendiri, nabung buat seneng-senengin diri dan demi pengalaman hidup yang tidak bisa di beli.

Batam
Pulau Sambu Batam
Acara gathering Backpacker Dunia Singapore-Indonesia

Ada cerita seru saat kita baru tiba di bukit menuju jalan menanjak yang dulu sempat buatku menderitaaaaa sekali Ups. Ada pohon mangga milik warga, seorang teman minta pada pemiliknya dan pemilik pohon mangga itu mengatakan boleh ambil satu orang 2 buah. Apa yang terjadi !!!??? keberutalan tam bisa dihindari, masing-masing mengambil sebanyak-banyak nya lalu berlari, ada yang manjat malah nggak dapat.

Si bapak pemilik mangga keluar lalu masuk ke dalam rumah lagi, kirain mau marah, buru-buru yang lagi manjat pohon turun. Ternyata si bapak masuk mengambilkan plastik untuk tempat mangga. Hahahahha jantungan kita, sempat berfikir si bapak masuk kedalam rumah mau bawa golok buat ngejer kita, ternyata mau kasih plastik.

Ampuuuuuun dech sakit perut. Kedatanganku yang ke 2 kali ini sudah membuat aku lebih kuat dan santai, walau di tanjakan masih pelan-pelan lalu berhenti dan jalan lagi, akhirnya sampai juga. Inilah cerita ku di Pulau Sambu, bukan bagaimana pulau dan sejarahnya, tapi lebih pada kebersaman yang buat cerita itu hidup dalam kenangan.

You Might Also Like

3 komentar