Aksi Demo Supir Dan Transportasi Online
01.17Aksi Demo Supir Dan Transportasi Online
Zaman sudah berubah bro, dan kita harus mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Jika tidak, maka kita yang akan tertinggal. Ya itu lah yang terjadi akhir-akhir ini. Dimana zaman sudah serba internet dan online. Banyak kemudahan yang di rasakan pengguna jasa online. Selain aman dan mudah, tanpa perlu repot menunggu di jalanan. Jasa transportasi online ini juga banyak memberi keuntungan bagi anggotanya sebagai pemilik transportasi.
Awal dikenalnya dan menjadi fenomena adalah Go-jek, sebuah aplikasi ojek online yang di dirikan oleh pemuda Indonesia lulusan University Harvard di Amerika Serikat, Nadiem Makaram. Go-jek pernah menjadi berita yang menghebohkan. Ribuan orang di Jakarta mendaftarkan diri menjadi anggota Go-jek. Seakan membuka peluang dan lapangan pekerjaan dimasa sulit mencari pekerjaan. Sistem pembagian yang menguntungkan bagi para anggotanya, Go-jek pun mulai berkembang, bukan hanya ada di Jakarta pada awalnya, kini sudah ada di beberapa kota di Indonesia.
Sebuah aplikasi yang bisa di download gratis menawarkan kemudahan dalam genggaman. Dimana zaman sekarang orang tak bisa lepas dari gadget. Semua sudah serba online, bukan hanya jasa transportasi online, baca berita pun orang sudah banyak online, belanja online dan juga toko online.
Hal ini menjadikan persaingan semakin sulit, bagi mereka yang masih mengandalkan cara lama. Banyak para supir transportasi umum mengeluhkan akan sepinya penumpang, namun membanjirnya tawaran online. Isu sudah lama terdengar tentang di tutupnya transportasi berbasis online ini, bahkan Mentri perhubungan sempat mengeluarkan pernyataan akan menutup jasa transportasi online ini. Akan tetapi banyak pendapat yang mendukung transportasi online tersebut, tentu itu bukanlah hal yang bijak sebagai jalan keluarnya. Dan berita menggembirakan pun akhirnya di dapat dan di batalkan pernyataan sang Mentri.
Berita demonstrasi para supir taksi beredar di televisi pada tanggal 22 maret lalu, alangkah malang si korban yang menggunakan uniform transportasi online di hajar tanpa ampun oleh para supir dengan kemarahan mereka. Hingga korban terkapar tak berdaya. Di facebook pun photo korban beredar di berita dan di sebar luaskan. Berita ini mendapat kecaman dan menuai hujatan dari para netizen.
Apa salah mereka pada si supir yang menghajar tanpa permisi. Memukul dan memblokir jalanan lalu menyuruh penumpang untuk turun, serta memprovokatori supir angkutan umum untuk ikut berdemontrasi. Sikap yang anarkis bukan mendapatkan dukungan melainkan hujatan dan celaan. Dari rendah akal yang bersikap tak bijak. Lalu apakah ada izin usaha dari pelaku bisnis online ini ?
Apa salah mereka pada si supir yang menghajar tanpa permisi. Memukul dan memblokir jalanan lalu menyuruh penumpang untuk turun, serta memprovokatori supir angkutan umum untuk ikut berdemontrasi. Sikap yang anarkis bukan mendapatkan dukungan melainkan hujatan dan celaan. Dari rendah akal yang bersikap tak bijak. Lalu apakah ada izin usaha dari pelaku bisnis online ini ?
Menurut BKPI (badan koridasi permodalan indonesia) transportasi online juga memiliki izin usaha dan terdaftar memenuhi persyarat atau perusahaan pengembangan situs aplikasi di Indonesia. Ahok sendiri sempat retwit di twitter pribadinya, menyatakan transportasi online harus memenuhi peraturan membayar pajak dan memasang stiker. Bahkan di sebuah berita Ahok juga mengatakan akan menutup perusahaan transportasi yang masih berdemonstrasi.
Pro dan kontra yang terjadi di masyarakat, dimana ada yang setuju dan ada yang tidak. Pendapat masyarakat pun beragam, seperti yang di poling lewat twitter di acara HITAM PUTIH di trans7. Yang memilih trasnportasi online berpendapat, lewat online lebih cepat dan mudah. Dan yang memilih konvensional,
26 % lebih terpercaya
18 % yang penting argo tepat
18 % lebih aman konvensional
13 % gadget tidak mendukung
26 % lebih terpercaya
18 % yang penting argo tepat
18 % lebih aman konvensional
13 % gadget tidak mendukung
13 % yang gadgetnya tidak mendukung, bisa di artikan, jika gadgetnya mendukung bisa jadi mereka juga akan memilih online. Di antara yang mendukung transportasi online dan konvensional terdapat jawaban yang beragam juga.
5% mengatakan blokir angkutan online
31 % regulasi angkutan
51 % konvensional harus beradaptasi
13 % jawaban lain.
5% mengatakan blokir angkutan online
31 % regulasi angkutan
51 % konvensional harus beradaptasi
13 % jawaban lain.
51 % mengatakan konvensional harus beradaptasi, karena ini adalah perkembangan technologi yang tidak bisa di tolak. Technologi tidak bisa menggantikan manusia, tapi manusia yang menggunakan technologi harus lebih bijak lagi, pernyataan Dedy Corbusher di acara Hitam Putih di tarns 7. Model sekaligus mantan putri Indonesia Mulan, juga memberikan testimoninya di sebuah acara tv swasta, bahwa dari pengalaman pribadi di luar negeri menggunakan trasnportasi online, sebuah tab tertinggal di taksi online dan pihak taksi itu pun mengembalikan. Beda ketika di dalam negrei sendiri dengan taksi konvensional, hp yang tertinggal di taksi, ketika di konfirmasi justru mendapatkan kesulitan dan pernyataan berbelit.
Pro dan kontra pun terjadi di luar negeri mengenai transportasi online. Beberapa negara yang pro adalah Filiphina, Inggris dan Amerika Serikat. Dengan pernyataan, bahwa transportasi online sesuai standard keamanan. Negara yang kontra adalah Thailand, Korea Selatan, Jerman dan Belanda dengan pendapat, tidak memberikan keamanan.
Demonstrasi yang anarkis tidak di benarkan di negara manapun. Dengan demontrasi yang anarkis yang di lakukan para supir salah satu perusahaan taksi konvensional terdengar isu bahwa, perusahaan membayar para supir untuk berdemonstrasi. Namun pihak perusahaan mengatakan isu itu tidak benar.
Dari pengalaman seorang pengemudi yang juga sempat bergabung dengan transportasi online mengatakan, saya lebih memilih bergabung dengan sistem online karena lebih menguntungkan pengemudi. Di bandingkan bergabung dengan konvensional dengan sistem setor yang lebih menguntungkan perusahaan tapi supir, hanya capek doang. Beliau juga mengatakan, jika di online dapat rp 500 ribu, itu hanya 20% yang di setorkan. Beda dengan konfensional dapat rp 500 ribu bisa di pastikan supir hanya mendapatkan kurang dari rp 100 ribu. Wow sungguh perbandingan yang tak menguntungkan supir di konvensional.
Cerita seorang teman yang menggunakan taksi di Batam juga mengecewakan, dengan alasan tak ada uang kembalian, supir taksi sering di nilai mencoreng nama baik dan menipu para pengguna taksi. Haruskah dengan cara yang begitu mencari nafkah untuk keluarga ? Tidak halal juga rezky yang di dapat dengan jalan seperti itu. Tuntutan hidup tidak harus membuat kita lupa aturan dan ajaran agama. Kembali lagi ke para demonstrans yang anarkis, memukul dan menghajar korban yang tak bersalah, sudah tidak takut kah mereka akan dosa-dosa yang di perbuat ???!!!
Dimana akal mereka ? Tidakkah mereka berfikir?
Dimana akal mereka ? Tidakkah mereka berfikir?
2 komentar
Sebenarnya saya juga lebih suka transportasi online. Tapi kalau jaringan internet lagi kurang bersahabat, mau ga mau tetap butuh transportasi konvensional.
BalasHapusSiip tya, yang peting aman aja buat kitanya
Hapus