Datang Lagi ke Jakarta

09.15

Datang Lagi ke Jakarta



Tadinya pilihanku ingin merasakan kereta malam menuju Jakarta, namun naik bus travel di pilih karena sulit menemukan tiket kereta apa menuju Jakarta, ketika akan cek out dari penginapan Wali Songo, aku bertanya pada resevsion, ada ojek nggak. Aada ojek yang memang standby di penginapan itu, lalu aku pun menunggu sebentar.

Lumayan lama sekiatar 1 jam datang sang ojek, aku minta di antar ke tempat bus travel berada. Bus yang ada akan berangkat pukul  6 sore, dan sang ojek mencoba berbicara denganku untuk mempertimbangkan lagi dengan bus di karenakan perjalanan yang sangat lama.

Jika dengan bus tiba di Jakarta adalah hari selasa pagi, maka dengan kereta api, besok subuh sudah sampai disana. Hem !!?? akhirnya mikir lagi dan memang sebenarnya saya pengen gunakan kereta api, tapi kita sudah cari namun tidak dapat tiketnya. Sang ojek mencoba telpon seseorang, dan jawabannya masih ada, ya sudah kita berjalan menuju stasiun kereta Semut untuk antri tiket. Wah seneng banget aku akhirnya tercapai juga keinginanku.


Oke, jam 4 sore kereta yang akan membawaku menuju Jakarta berangkat, aku memberi kabar pada teman-teman di group WA kalau perjalananku ke Jakarta tidak jadi dengan bus, tapi dengan kereta. Dan selamat tinggal Surabaya, kota pahlawan.


Cukup melelahkan ternyata dengan kereta api, selain berisiknya suara kereta, dengan posisi tempat duduk yang tegak sulit untuk beristirahat, semalaman tidak bisa tidur. Saat itu aku duduk dengan seorang ibu dengan anak lelakinya dari Sumbawa dan di depan ku, seorang ibu muda dengan putranya yang masih berumur 3 tahun.

Ketika sampai di Jakarta aku coba bertanya, karena tujuanku ke daerah Bintaro, aku harus turun dimana. Ibu yang dari Sumbawa bilang turun di stasiun senen aja, tapi kerena di sebelah kita ada anak-anak muda yang agak berandalan tampangnya, lalu sang ibu memberi kode untuk jangan turun di sini.

Kita turun di stasiun Jakarta kota saja. Setelah anak-anak nggak jelas itu turun di stasiun senen. Si ibu memberi tahu tentang anak-anak tadi, takutnya aku jadi korban, mengingat mereka dengar pembicaraan kami, kalau aku bukan orang Jakarta. Lalu ada seorang pria duduk di tempat anak-anak nggak jelas tadi, kita ngobrol dan si ibu menitipkan ke sang pria yang saya lupa namanya.

Dia habis liburan dari lombok sendiri, dan pria baik itu banyak membantu, dari ketika menaiki stasiun bus way yang harus melompat tinggi dia bantu menarik tanganku. Apa lagi ketika naik bus way harus menggunakan kartu yang sesungguhnya tidak begitu perlu dan harga yang harus kubayar adalah rp 30 ribu, wah kan sayang kalau cuma untuk 1 kali pakai.

Pria baik itu membeli kartu dan di berikan padaku untuk 1 kali pakai. Yang artinya dia yang bayarkan tiket busway. Di dalam busway, dia beri petunjuk kemana arah dan turun dimana. Untuk turun di stasiun terakhir busway itu adalah Blok M, lalu nanti naik kopaja minta turunkan di Bintaro. Lalu bertanya saja pada orang untuk naik angkot ke komplek Bintaro. Karena dia akan turun lebih dulu. Alhamdulilah aku selalu bertemu orang-orang baik, terima kasih ya Allah atas lindunganmu.


Bintaro adalah alamat seorang ibu, panggilannya bu lilik. Sudah lama tak ada kabar, kita kenal waktu di Singapore. Ketika akan ke Surabaya di facebook si ibu sempat baca statusku, padahal sudah lama tak aktif di facebooknya. Lalu kita terlibat pembicaraan, dan  saling tukar no hp serta minta alamatnya di Jakarta. Beliau pun menawarkan padaku, "kalau ke Jakarta singgah ya mba," begitulah ucapan beliau.


Pagi itu, mataku sangat lelah dan ngantuk sekali, rasanya ingin tidur saja. Tapi belum sampai ke alamat yang di tuju. Masih butuh perjuangan untuk sampai, karena harus bertanya sana sini. Ada yang tau ada yang tidak, bahkan ada yang beri tahu arah tapi salah, huh sungguh lelah. Dan ternyata kopaja yang akan ku naiki harus berjalan keluar jauuuh lagi, balik lagi dan berjalan sambil menarik travel bagku.

Perut pun terasa lapar, aku membeli oncom dan kue mueh, mencari warung, pesan teh panas agar bisa menikmati kue yang ku beli tadi sebagai tambahan tenagaku pahi itu. Setelah cukup istirahatnya, melanjutkan kembali perjalanan. Tempat dimana akan naik kopaja ternyata salah lagi, yang kulihat kopajanya hanya berhenti sebentar lalu melaju lagi, tanpa sempat bertanya, waduh bagaimana ini.

Kemudian ada seorang pria datang di dekatku, Sewaktu ada kopaja datang dia naik saya pun mengikuti, walau rada ribet karena koper kecilku, sementara kopajanya sudah harus jalan lagi. Karena di tempat aku berdiri ada petugas yang mengusir kopaja atau angkot yang berhenti sembarangan. Namun ada hal yang saya perhatikan, petugas itu seperti mengambil sesuatu dari supir kopaja yang berhenti, yah seperti salam tempel gitu, ah entahlah.


Aku pun turun dimana akan naik angkot lagi menuju komplex Bintaro, bertanya kepada si kernet kopaja, lalu dia beritahu untuk menyebrang dan naik angkot merah nomor 8. Ya aku pun melakukan apa arahan itu, hanya saja posisiku berdiri yang salah untuk naik angkotnya, harus menyebrang jalan lagi ke arah yang berlawanan.

Sebelum naik aku bertanya dulu pada supirnya, awalnya saat ku tanya Bintaro sang supir hanya menggeleng, loh katanya nomor 8 koq supirnya menggelengkan kepalanya, yang menandakan bukan. Setelah tiga kali bertanya akhirnya sang supir bilang, "ke sebelah kiri mba kalau mau ke Bintaro," oooh.

Di dalam angkot aku bertanya lagi pada sesama penumpang, tau kah alamat ini dan harus turun dimana. Ada yang tidak tau, lalu bertanya ke sang supirnya dan sang supir pun menurunkan aku di persimpangan dan memberi arahan untuk naik angkot lain lagi. Ada angkot yang lagi menunggu penumpang, lalu saya tanya kepada supirnya dengan beri tahu alamat tujuan, namun apa yang terjadi setelah saya tanya lagi, bang dimana nih saya harus turun, hem ternyata sudah kelewatan Amboy turun lagi dan menyebrang jalan lagi dan naik angkot lagi, ya salam sungguh perjalanan yang berat pagi itu.

Ganti angkot lagi dan sang supir pun menurunkan aku diposisi yang sudah benar, harus naik angkot lagi untuk masuk ke dalam komplex. Sampai di komplex Bintaro blok K, tinggal cari nomor rumahnya saja. Huh !! ketika sampai di rumah tujuan terlihat kondisi seperti tak terawat, terfikir bukan ini nomor rumahnya. Sampai akhirnya aku telpon ibu lilik lalu dia keluar dari rumah yang tak terawat itu, dan....ah akhirnya jumpa juga dan sampailah aku di rumah yang aku tuju.

Lega rasanya, dan ibu lilik pun terkejut, sambil berkata "wah pinter juga cari alamatnya, dari pagi nunggu koq tak ada kabar," kata ibu lilik. Aku pun menceritakan kronologis perjalanan yang melelahkan. Sesampai di rumah ibu lilik sekitar pukul 2 siang, hah kebayang ga sich perjuangannya untuk bisa sampai ??? Satu hal yang sangat ku syukuri adalah, aku masih baik-baik saja, dan selalu bertemu orang-orang baik.

Setelah ngobrol, karena lama juga tak bertemu si ibu, aku pun mohon izin istirahat. Setelah mandi aku pun tidur di kamar ibu. Malam hari, mencoba hubungi teman facebook yang dulu pernah bertemu di acara group Panti Jomblo Masbro. Tapi tak ada yang bisa ketemuan, selain mendadak dan mereka sudah ada acara.

Buat status di fb dan menyatakan kalau aku sedang di Jakarta. Aku juga ingin bertemu seseorang yang membuat group Backpacker Dunia, mba Elok. Dia bilang lagi cuti kerja dan dia sekarang lagi di Banten, kembali lagi hari jum'at. Wah jum'at sudah pulang. Mikir lagi, siapa yah kira-kira yang bisa di ajak ketemuan.

Baru ingat 1 nama, July ya teman fb, kalau tak salah (berarti bener nih hehehe) dia pernah bilang kalau dia tinggal di Jakarta. Aku coba saja pm by WA. Eh dia balas dan tak percaya kalau aku lagi di Jakarta. Akhirnya janjian besok ketemuan, dan dia lagi tak ada kerja jadi ada waktu untuk ketemuan. Aku juga pengen jalan ke tanah abang mau lihat-lihat harga siapa tau ada modal dan bisa bisnis.

Esok hari aku jalan sendiri, waktu ajak ibu tak mau, ya sudah tak apa-apa berani koq jalan sendiri. Ibu lilik hanya mengantarkanku ke stasiun kereta, lalu aku pun bisa melanjutkan perjalanan ke Pal Merah, tempat dimana janjian sama july. Dan ya ampun nggak nyangka ketemu juga, teman yang hanya kenal lewat fb tapi kami sangat dekat.

Akhirnya Allah mempertemukan kami. Singgah di sebuah kedai makan kami pesan minum sambil ngobrol, setelah itu pergi ke Tanah Abang. Naik angkot, masya Allah muaaaaceeet hups, pusing pala barbie jadinya kelamaan di dalam angkot yang jalannya lebih cepat dari jalan kaki. Ada 2 jam lebih kali ya di angkot. Sampai juga sich tapi gitu sempat sempoyongan.


Wiih ramai hari itu, sesak jalanan dan orang -orangnya. Kami pun mulai melihat dan bertanya baju, begitu pun july mau belikan baju untuk anaknya buat lebaran. Setelah lama muter-muter beli baju satu pasang, yah itu aja. Hahaha yang banyak di beli makanan, lihat ini beli dan sempat makan bakso tapi yah nggak enaaaaak, masak kuahnya dingin. Saat akan pulang dan sambil nunggu angkot kami photo bersama lalu di share ke fb, ahaha ada teman (bunda melly) yang iri "aku tak di ajak ketemuan," bagaimana mau di ajak coba, kalau dianya di Hong Kong #hadooohtepokjidad.


Aku terus menuju dimana july tinggal dan bekerja. Istirahat lalu setelah sholat magrib kami pergi makan, yang katanya nasi goreng nya enakk, tapi bagiku biasa. Lalu karena sudah malam, aku pun pulang. July sempat khawatir aku nyasar apa bagaimana. Tapi aku yakinkan dia semoga semua baik-baik saja, dan kita pun berpisah, entah kapan lagi bisa berjumpa.

Ibu lilik juga sempat khawatir, kenapa belum sampai rumah, hari sudah malam. Ya dari stasiun kerumah aku memilih jalan kaki, biar lebih mengenal wilayah setempat, walau capek, disana letak kepuasannya. Esok pagi nya, aku bersiap menuju Tanjungperiuk, untuk pulang ke Batam dengan kapal Kelud. Selamat tinggal Jakarta, perjuangan lagi menuju Tanjungpriok.

You Might Also Like

0 komentar