DIA HANYA UJIAN BAGIKU bagian I

01.00

Malam itu selesai makan sekitar jam 19:30 k/l, ada sms masuk di hp ku."boleh saya telpon kamu sekarang???? sms yang tertulis, sms dari AM. "sebentar ya saya baru siap makan", balasan sms ku. Karena habis makan pedes, jadi masih ngap-ngapan mulutku. Sekitar 10 menitan, ku kirim sms menandakan dia sudah boleh telpon."Assalammu'alaikum..."
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" saya membalas salamnya di telpon.
"Kamu lagi apa"
"Baru siap makan tadi"
"Oh, sudah istigharahnya...."
"Ya ampun, belum lah, baru juga tadi sore kamu tanya, masak sekarang sudah minta jawaban "
"Terus kapan" sedikit mendasak ku
"Yah minimal saya minta waktu seminggu"
"Lama banget seminggu" katanya.
"Loh iya donk, ini bukan urusan gampang untuk ambil keputusan, harusnya 1 bulan atau 2 bulan" jawabku panjang.
"Kelamaan kalau sampai 2 bulan, lagian lebih cepat lebih baikkan, banyak hal yang harus aku persiapkan, dan lima bulan tuh sebentar, bukan waktu yang lama." dia mencoba menjelaskan kenapa dia ingin segera tau jawaban dari ku.
"Yah 3 malam dech, saya minta waktu."
"Ya sudah, pokoknya tiap malam akan aku tanyain terus, sampai kamu bosan dengarnya dan sampai aku dapat jawabannya" dia mulai mengancam.
"Hahahaha".
          
Malam itu kami sangat lama berbicara banyak hal lagi. Yang membuat kita saling mengenal lebih dekat, tentang hobi, makanan, pendapat tentang satu hal dalam agama. Telpon itu berakhir ketika sambungan hp nya terputus sendiri. Hahahaha...entah berapa pulsa dia habis hari itu.

Tiga malam dia selalu telpon saya, setelah sholat isya. Dan malam ketiga yang kujanjikan, dia pun menagih janjiku, apa jawaban ku. Saya fikir dia adalah lelaki yang terbaik yang cukup kukenal, nggak ada manusia yang sempurna, walau wajahnya tak terlalu menarik, tapi saya merasa, dia sudah cukup jadi yang terbaik. Saya pun menjawab "iya" dia tertawa dan berkata "malam ini indah banget yah"
" nggak tau" jawab ku.
"Iya loh, berasa banget kalau malam ini tuh indah" katanya
"Koq bisa gitu"
"Ya iyalah, yang terindah sudah ku dapatkan" jawabannya
"Ah lebay" kataku
"Hahahahaha" dia tertawa "kalau gitu sudah boleh photo kamu saya kirim ke ibu ku" dia bertanya.
"Iya, boleh"
"Ok, terima kasih ya"
"Untuk apa..."
"Ya untuk jawabannya, ibu ku pasti seneng denger berita ini"
Malam itu pun kami lalui dengan tawa canda. Dan membuka semua apa ya diinginkan dan apa yang akan kita lakukan, dari dia yang ingin punya anak 12 dari ku, sampai rencananya yang ingin buka usaha sendiri dirumah, bahkan sampai beli rumah dan akan tinggal dimana nanti setelah menikah. Bahkan tentang mas kawin, apa yang saya minta darinya. Tapi saya belum terfikir sampai kesana. "terus apa syarat agar kamu halal bagiku" dia bertanya
"Belum lah, saya tuh belum berfikir sampai kesana" jawabku
"loh jadi belum di fikirkan, terus kemaren mikirin apa aja..." tanya dia sedikit geram
"Ya besok lah di fikirin lagi"
"Jagan lama-lama loh ya"
"Iya" jawabku singkat. "oh iya lupa kasih syarat sama kamu"
"Syarat apa"
"Syarat saya terima kamu"
"Apa"
"Berhenti merokok"
"Ok, syarat mu kuterima"
"Tapi mulai malam ini berhentinya"
"Iya, mulai malam ini aku berhenti merokok, gampang sieh itu"
"Terus kenapa nggak berhenti merokok dari kemaren-kemaren"
"Nggak ada yang nyuruh" jawabnya nakal.
banyak hal dan jauh sudah pembicaran itu. Saya pun bahagia banget, karna merasa inilah do'a yang selama ini ku mohon kan, dan Allah sudah mengabulkannya. Bagai mimpi rasanya, dia yang selama ini kukagumi ternyata memilihku. Sungguh tak pernah menyangkah ah terima kasih ku, dan syukurku pada Allah.
          
Dimalam ke empat, dia menanyakan tentang mas kawin yang ku minta, setelah minta pendapat dari teman-teman, saya utarakan padanya, dia bilang akan di fikir kan. Ternyata dia sedikit merasa keberatan. Ya sudah, wanita yang baik tidak akan mempersulit lelaki yang akan meminangnya. Saya minta yang tak memberatkannya.

Malam ke lima, dia tak ada kabar, dari terakhir kemaren malam kita telponan, biarlah saya yang telpon dia fikir ku. Beberapa kali kutelpon tapi tak diangkat, loh kenapa ini, ada apa dengannya. Akhirnya saya kirimi dia sms, "kenapa nggak angkat telpon ku, kamu sibuk ya" bunyi sms yang ku kirimkan. Lama juga dia baru balas. "maaf yang, tadi lagi ada kerja di mesin, jadi nggak denger suara hp bunyi. Kenapa yang, kamu kangen ya..." balasan smsnya menggoda ku.
"Nggak koq"
"Ngakuuuuu" dia menggodaku ku lagi di smsnya, saya hanya tersenyum. Namun saat itu, saya sedang online di fb, dengan menggunakan tablet. Situs destop yang kupilih. Jadi tampilannya seperti menggunakan lap top. Di samping beranda ada promosi, dan di sebelahnya ada daftar teman yang sedang online atau obrolan. Diantara nama-nama itu ada wanita yang pernah mengisi hatinya, dan sedang online. Saya sms ke AM "eh ada junie tuh lagi online" hanya beberapa detik sms ku di terima, saya melihat dia langsung online di fb. Kemudian dia balas smsku "yah aku di blokir sama dia" balasan smsnya.
"Hahahaha, kamu inbox apa sama dia koq sampai di blokir"
"Nggak ada, aku nggak ada inbox apa-apa koq kedia"
"Terus kenapa dia blokir kamu, jangan-jangan yang online bukan dia, tapi suaminya. Ngaku dech yang" mencoba memaksa, tapi sms ku tak dibalasnya lagi.
Saya pun asyik dengan fb dan teman-teman fb ku serta whatsapp dari grup BD dan AP, keesokan harinya saya baru tau, malam itu dia buat status "kita bertemu baik-baik, harusnya berpisah pun dengan cara yang baik pula, sungguh kau bersikap tak adil pada ku." Sesaat saya mencoba mengerti perasaannya, namun rasa cemburu pun mulai meracuniku, ada penyesalan yang mendalam di hatinya, ternyata hadirku masih belum bisa membuat dia lupa dan bahagia sepenuhnya. Lalu apa arti aku baginya. Emosi tingkat lurah pun tak tertahankan. Saya pun buat status "kalau hati mu belum ikhlas, mengapa kamu memintaku. Ikhlaskan dulu hatimu, sampai mendengar namanya pun kamu sudah tak peduli lagi. Bukan karena kamu membencinya, tapi karena kamu ikhlas melepas dia bersama yang lain. Bukankah salahmu juga, mengapa kamu buat dia menunggu lama. Jika hatimu sudah benar-benar ikhlas, minta ku kembali. Tapi maaf, itu pun jika ku masih sendiri" isi dari statsu ku dengan meyebut namanya bersama ku.
           
Harap-harap cemas menunggu apa reaksinya membaca statusku, namun dia cukup bijak dengan status yang di tulisnya. Oh ya sudah lah fikirku. Malam harinya ku buat lagi status "kalau jodoh pasti bertemu lagi, kalau tidak, yah kita jalani hidup masing-masing" dan seorang teman di Bandung mengomentari status ku. "Sedang jatuh cinta adikku ini rupanya", "lagi patah hati iya kak" jawabku. Dan saya coba cerita dengan sobatku yang jauh, ya teman yang berkomentar di statusku. Dia adalah teman yang ku kenal di Singapore, saat kami sama-sama bekerja disana. Lewat medsos line kami chatingan, dan saya menceritakan semuanya. Tapi kak lucy menanggapi rasa cemburuku dengan berkata, "harusnya kamu yang lebih mengerti dia, karna dia sedang terluka. Dia butuh seseorang untuk menyembuhkan lukanya. Kakak yakin kalau kamu bisa mengerti dia, pasti dia akan lebih sayang sama kamu, percaya dech sama kakak". Iya juga ya, ah kenapa saya egois banget, harusnya saya lebih mengerti dia. Lalu saya langsung ambil hp telpon dia, namun puluhan kali sudah, tetap dia tak angkat. Bahkan saya sms, agar dia mengerti dan mau membalas, tetap tidak ada balasan. Mungkin memang harus berakhir karena keegoisanku. Rasa bersalah membuat ku tak tenang.
          
Pagi hari saya sms dia meminta maaf dan meninta kesempatan lagi, tapi dia balas lewat statusnya, yang menyatakan dia tak ingin lagi. Rasa bersalah masih terus menghantuiku, karena ku takut menyakiti orang yang baik. Di bbm hingga sms, masih kukirim permintaan maaf ku, masih dia tak membalas. Entah apa yang ada dalam fikirannya saat itu.

Uh ternyata dia cuma gerta sambal atas sikapnya yang seolah tak peduli pada ku. Saya benar- benar bahagia bersamanya, malam-malam ku berasa hidup dan cerah ceria. Suit suit heheheeee....
dia berhasil buatku cinta sangat padanya, ketakutan akan kehilangannya pun selalu menghantuiku, rasa curiga pun tak luput, menambah ketakutan ku. Jika sudah begitu, selalu saja saya diam dan itu membuat dia bingung, kadang yang kulakukan remove dia dari fb, blokir dia di bbm, sampai menghapus no hp nya. Nanti jika sudah sadar, saya sendiri yang minta maaf. Kadang sikap ku konyol sekali. Setelah itu biasanya saya selalu cerita tentang apa yang kurasa dan saya mau dia mengerti. Bahwa saya khawatir tentang dia yang akan menipu ku, yang akan meninggalkan ku. Selalu saja saya curiga padanya. Hingga suatu malam kami pun bertengkar lagi, dia tersinggung dengan ucapanku. Kembali saya merayu dan meminta dia tuk mengerti. Masalah pun selesai dan kita masih bersama, bahkan kami memutuskan tuk disegerakan saja pernikahan itu agar kita halal dan dekat,
"Aku sudah ikhlas menerima apapun kekurangan mu" kalimat yang dia ucapkan saat memutuskan kami segera menikah. Sedikit tenang mendengar ucapannya, saya pun setuju. Keputusannya akhir bulan 10  2014 dia akan mengajukan pengunduran diri dari tempat kerjanya, dan akan membawa keluarganya, adik dan ibunya datang ke Batam untuk melamar dan langsung menikah, biar nggak ribet urusan.
          
Mulai bingung dan pusing bagaiman ini, kondisi tak memungkinkan, dana yang ada pun terbatas. Saya pun mulai bertanya tentang pernikahan, dan tetangga bertanya, siapa yang mau nikah ??? Dengan bahagia saya mengabarkan, kalau saya lah yang akan menikah. Bahagia dan do'a pun  dari teman dan tetangga menghujani ku saat itu.
          Bersambung......

You Might Also Like

0 komentar