Pembebasan 10 WNI Yang Di Sandra Kelompok Abu Sayap

01.42

Pembebasan 10 WNI Yang Di Sandra Kelompok Abu Sayap



Berita di sandranya 10 wni oleh kelompok Abu Sayaf di perairan Filipina, menjadi viral dan mencekam bahi keluarga korban. Sebuah kapal BRAHMANA 12 bermuatan batubara telah dibajak, dan meminta tebusan 50 juta Peso atau setara dengan 15 miliar rupiah. Merebaknya berita penyandraan ini dan meminta uang tebusan membuat pemerintah mencoba untuk bernegosiasi dan telah menyiapkan aksi penyelamatan.

Namun pihak Filipina tidak memberi izin masuk untuk tentara Indonesia ke Filipina. Hal ini membuat pemerintah harus bersabar dan tetap memantau serta berkomunikasi dengan pemerintah Filipina. Ketika batas waktu yang di tentukan oleh kelompok Abu Sayaf, namun uang tebusan pun belum di serahkan, serta belum adanya pendekatan dan negosiasi. Membuat kondisi harap-harap cemas.

Kelompok Abu Sayaf terkenal Sadis dan kejam, ini membuat keluarga para sandra semakin takut dan terus berdo'a dengan harapan kebaikan bagi keluarganya. Selang beberapa waktu beredar berita terexsekusinya warga Mexciko, karena tidak di berikan uang tebusan yang di minta.

Kelompok Abu Sayaf memang kerap menangkap dan menyandra warga Asing, lalu meminta Uang tebusan. Peraturan di setiap negara adalah tidak akan memberikan uang tebusan, namun berupaya untuk melakukan negosiasi kemanusiaan. Sebab nyawa manusia tidak dapat di tukar dengan uang tebusan berapa pun nilainya.

Belum lagi masalah 10 wni yang di sandra mendapat kabar baik, lagi berita beredar tertangkapnya 4 wni di perairan Filipina. Beberapa di beritakan melarikan diri dan lolos, namun ke 4 wni ini belum ada berita sama sekali hingga kini. Dengan lagi lagi di bajak kapal yang melintas wilayah perairan Filipina ini, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan berlayar melintasi wilayah itu untuk sementara waktu.

Militer Filipina menggelar oprasi militer di wilayah Filipina selatan. Adu tembak dengan kelompok Abu Sayaf yang terjadi di desa Baguin Danau, melibatkan pasukan khusus Angkatan Darat Batalion 44 melawan 140 grilyawan kelompok Abu Sayaf. Pertempuran yang hampir 10 jam ini menewaskan 18 tentara Filipina dan 5 anggota Abu Sayaf.

Kejadian berawal saat pasukan Filipina dalam perjalanan menuju kelompok Abu sayaf di sergap terlebih dahulu di tengah jalan. Menurut juri bicara militer Filipina, jumlah korban merupakan jumlah terbesar yang terjadi dalam sehari yang dialami militer Filipina. Jumlah korban ini hampir medekati jumlah baku tembak di Abakabar 2011 silam dengan 19 tentara tewas. Pertempuran ini terjadi sehari setelah pendeta asal Italia yang di bebaskan kelompok Abu Sayaf.

Pihak perusahaan tempat 10 wni bekerja berusaha menyakinkan dan meminta untuk terus berdo'a dan bersabar. Sementara Pemerintah terus berkoordinasi dengan Pemerintah  Filipina. Pemerintah Indonesia tetap akan mengambil opsi yang terbaik dari beberapa pihak terkait. Negosiasi adalah cara terbaik di bandingkan oprasi militer. Karena oprasi militer akan ada yang hidup dan mati dan akan berdampak pada para sandra.

Disisi lain ada pihak-pihak yang berupaya melakukan misi penyelamatan atas nama Kemanusiaan. Yayasan Kemanusian Yang di dirikan pak Suria Palo pernah bekerja sama dengan yayasan Sukma dan juga Media group yang mana memiliki akses dengan LSM dan Lembaga Kemanusiaan di wilayah Suluh. Dimana mereka memiliki akses langsung dengan kelompok Abu Sayaf.

Yayasan Sukma memiliki sejarah kegiatan pendidikan dengan pemerintah Otonom di wilayah Suluh, moro selatan. Dari negosiasi itu mereka hanya ingin kelayakan dan kesetaraan pendidikan. Mereka juga menginginkan bantuan kemanusiaan. Orang-orang yang memperjuangkan keadilan yang mana tidak mendapatkan perhatian serta bantuan. Atas nama Pemerintah Indonesia berjanji akan memberikan bantuaan kepada mereka.

Ada banyak pihak yang harus di lalui untuk membangun komunikasi dan kepercayaan yang sulit di tembus. Ketiga yayasan kemanusiaan ini akhirnya dapat masuk dan bernegosiasi untuk misi kemanusiaan. Team Suria Palo bersama yayasan Kemanusiaan tetap di bawah koordinasi pemerintah Indonesia.

Setelah melalui proses panjang dan akhirnya 10 WNI di bebaskan tanpa uang tebusan apa pun, Allahu Akhbar...Perjalanan panjang harus di tempuh oleh 10 WNI yang di sandra kelompok Abu Sayaf. Dari lokasi mereka di tawan menuju Basilan lalu ke pulau Suluh dan ke Samboaga. Dengan menggunakan Heli atas bantuan pemerintah Filipina mereka di bawa menuju ke Filipina. Di sana 10 WNI yang telah di bebaskan di sambut oleh pemerintah Filipina untuk di mintai keterangan.

Surya Palo sendiri pernah mengalami beberapa tahun yang lalu, dimana karyawannya juga di sandra di Irak. Sehingga Surya Palo faham dan hati nuraninya terpanggil untuk misi Kemanusiaan ini. Berita gembira ini di siarkan secara langsung oleh Metro TV dan menjadi berita besar selama beberapa hari. Masih ada 4 WNI yang di sandra namun belum ada berita di kelompok yang manakah mereka di sandra.

Satu lagi keberhasilan Indonesia dalam membebaskan sandra. Setelah beberapa kali militer Indonesia juga pernah berhasil membebaskan sandra dari kasus berbeda. Walau kali ini bukan militer yang melakukan aksi penyelamatan. Namun keberhasilan ini akan menjadi viral atas misi pembebasan.
 
Di acara tv Hitam Putih trans7 mengundang 3 orang korban sandra yang telah dibebaskan. Dari sana kita mengetahui bagaimana kisah mereka di sandra. Sebenarnya kelompok yang menangkap 10 wni kaget dan enggan menyandar mereka, ketika di tanya berasal darimana dan jawaban mereka adalah Indonesia.

Kelompok yang menangkap 10 WNI itu mengira mereka berasal dari Malaysia. Dan mereka di perlakukan dengan baik walau pun selama 35 hari mereka di sandra, tak sedikit pun mengalami kekerasan. Ada cerita menarik dimana 10 WNI yang di sandra sepakat akan tiga orang lainnya yang bukan muslim namun mereka harus mengaku mualaf dan mereka semua mengaku telah berkeluarga.

Agar rasa kasihan dan kemanusiaan mereka terketuk. Mereka juga tidak di ikat namun mereka tidak ada yang berniat lari. Bahkan 10 WNI yang di sandra sempat beberapa kali di beri kesempatan untuk menelpon keluarga mereka oleh kelompok yang menyandra. Bahkan ketika 10 WNI di antar untuk kebebasan mereka, sebagai perpisahan mereka juga sempat berpelukan.

Inilah nama -nama 10 WNI yang telah di bebaskan:
1. Surianti dari kabupaten wajo
2. Wawan Samudradari Palopo
3. Calvin dari Banjarmasin
4. Ardiasyah juga dati Banjarmasin
5. Renaldi dari Makasar
6. Peter Barahmana dari Batam
7. Julian philip dari Minahasa
8. Mahmud dari Banjarmasin
9. Wendi dari Sumatra Barat
10 Bayu Oktavianto dari klaten

You Might Also Like

0 komentar