Dia Hanya Ujian Bagiku bagian akhir

09.02



Aku minta dia tuk blokir fb agar tak kulihat dan dengar kabar kebahagiaannya. Tapi tak dia lakukan, hingga setiap hari saya inbox dia hanya untuk mengatakan blokir aku, kenapa kamu nggak blokir aku. Sampai akhirnya dia bosan dan marah, lalu berkata "sejak awal kamu memang nggak pernah percaya padaku, dan dimatamu aku selalu salah. Kamu nggak seperti junie yang walau penantiannya selama 4 tahun sia-sia, tapi dia selalu menjaga perasaanku. Hari ini kukabul kan permohonanmu, aku akan blokir kamu di fb dan juga hatiku. Asal kamu tau aja, aku sudah kick ara dari grup AJ dan sampai sekarang dia tak berani ganggu aku lagi,"

"Kamu yang buat saya begini, kenapa kamu diam dan nggak mau jelasin. Kamu berubah saat ada dia diantara kita. Dia adalah ujian dari Allah untukmu, bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu sudah ikhlas menerima dengan segala kekuranganku. Apa kamu fikir Allah akan biarkan kamu hanya sekedar berkata, tanpa di uji....? dulu kamu nggak begini, dingin. Kalau pun kamu ada rasa dengan dia, aku mau kamu jujur bukan dari dia yang ku dengar. Lalu apa maksud ara berkata, "Disaat aku butuh datang padamu," Kamu curhat apa kedia, sampai berani minta kamu padaku,"pesan panjang yang kukirim untuknya. Dia tak membalasnya, dan akhirnya fbku di blok dan terputuslah komunikasi  diantara kami.
          
Kefikiran dengan kata-katanya, yang coba membanding-bandingkan saya dengan mantannya. Awalnya saya marah dan berkata dalam hati, enak saja bandingin saya sama junie, nggak akan bisa sama. Tapi sempat terlintas dibenak, betapa saya ingin tau, apa yang dilakukan junie sampai dia bandinginkan. Aku iri karena nama junie seolah begitu berkesan, saya ingin seperti wanita itu yang selalu diingat karena kebaikan. Ingin di puji, dan meninggalkan kesan yang indah baginya, aku ingin tau.....

Dengan merendahkan hati dan ego, aku inbox junie "junie apa kabar, boleh saya minta no telponmu, saya ingin curhat" namun tiga hari pesan itu tak di balas hanya di baca saja. Ah sempat nggak enak hati mengganggu junie yang sudah bahagia bersama yang lain, dan ku fikir dia sudah tak mau lagi berhubungan yang akan mengingatkan dia akan sosok AM. Di hari ketiga inboxku di balas dengan no hp, lalu saya coba tanya jam berapa saya bisa telpon dia yang tak mengganggu aktifitasnya. Dan di balas nanti malam ya, ba'da isya.
          
Ba'da isya yang kutunggu pun tiba, telpon junie dan terdengar dia seneng banget. Setelah menjawab  salam darinya, aku cuma bilang, "wah yang sudah nikah jarang nongol lagi di fb," junie lalu bercerita panjang lebar mengenai pernikahannya yang cepat dan meminta maaf karena nggak kasih kabar. Dia bercerita terus dari awal dikenalkan lalu menikah. Dan dia juga bilang kalau AM selalu menunda-nunda pernikahan mereka hingga 4 tahun, penantian yang tiada berujung dan kepastian. "ana malu mba, selalu ditanyain sama teman-teman, kapan nikahnya, kenapa lama nggak nikah-nikah, sudahlah jangan sampai jadi fitnah terlalu lama berhubungan dengan lelaki yang belum pasti menikahi kita atau nggak. Teman ana sudah lama mau kenali ke suami sekarang, tapi selalu ana tolak. Nantilah, tunggulah."

"Lalu apa alasan AM menunda-nunda pernikahan kalian," tanyaku pada junie.
"banyak mba, kadang alasannya nggak masuk akal dan berbeda-beda, dan dia itu juga ternyata banyak bohongnya mba",  "hah, !!!?" saya cukup terkejut. Dan junie pun menjelaskan tentang kebohongan statusnya yang mengatakan kalau dia sudah pulang ke rumah ibunya, yang katanya ibunya sakit, itu bohong mba. Saya coba cari tau tentang ibunya melalui adiknya. Saya sampai minta no telpon ibunya dan sudah bicara. Menurut ibunya, kalau dia tuh belum pernah pulang sejak dia pergi dari rumah," penjelasan junie panjang, dengan emosi  yang membuat dia sedikit senggal-senggal karena nafasnya yang seperti habis berlari. Tetiba dia bertanya padaku, "mba mau deketin AM ya....?," Saya terkejut dengan pertanyaannya. Namun saya nggak bisa bohong.

"hahahahahaaa......bukan mba yang mau deketin dia, justru itu junie, mba sudah dekat dan meminta mba tuk menikah dengannya, tapi kami sedang ada masalah," saya coba menjelaskan pada junie.
"Masalah apa mba,"junie bertanya
"Ada orang ketiga di antara kami dan sejak ada wanita itu dia berubah, aku bisa merasakannya. Tapi dia nggak mau menjelaskan. Kamu taukan dia kalau ada masalah maunya diam aja nggak mau ngomong. Sampai kemaren saat saya inbox kamu itu kami habis bertengkar, dan dia sedikit membanding-bandingkan aku denganmu. Dia bilang aku nggak kayak kamu yang selalu jaga perasaan dia. Mba ingin tau, koq kamu bisa sabar menghadapi dia selama ini,"jelasku
"Dia ngomong gitu mba,...ya di sabar-sabarin mba, kalau nggak gitu yah mungkin sudah lama kami berpisah,"jawab junie lagi.

"Kamu yang sudah mengenal dia dengan baik dan lama, makanya mba mau minta pendapatmu, bagaimana sebaiknya," Lalu saya mendengar dia menjawab salam, ah pasti itu suaminya. Benar saja, dari suara junie dah berat nggak lepas seperti tadi, ternyata suaminya duduk disampaingnya.
"Kalau pendapat ana sih mba, mendingan nggak usah sama dia, banyak bohongnya. Dia nggak seperti yang kita kenal selama ini di fb" junie mencoba memberi keterangan.

"Oh begitu ya, ya sudah kalau gitu terima kasih ya junie lain kali di sambung dech. Suami mu ada di situ ya,"
"Iya mba, terima kasih juga dah telpon ana," saya pun mengucap salam, menutup pembicaraan kami.
          
Bingung dan hampir nggak percaya dengan apa yang baru saja kudengar, "tanya koq sama mantannya, ya jelaslah dia jelek-jelekin" ada nada sumbang ketika aku minta pendapat seseorang. Saya tau junie wanita yang sedang belajar menjadi sholeha, mana mugkin dia memfitnah orang hanya karena masih ada rasa cemburu. Sebab dari cerita junie itu memang pernah terjadi dan AM pernah menuliskan di statusnya.

Dengan berfikir positif, saya seperti teringat, apakah ini jawaban dari rasa raguku pada AM yang selalu curiga serta menuntut untuk membuktikan ucapan dan perbuatannya. Sering kukatakan pada AM, kalau saya butuh bukti bukan janji.

Esok harinya setelah selesai nonton di 21 cinema kepri Mall, hpku berbunyi, ternyata dari junie. Suaminya sedang keluar jadi dia coba telpon lagi. Suaminya tidak membolehkan dia tuk berhubungan dengan orang lain, bahkan no hpnya pun nggak ada orang boleh tau kecuali keluarganya. Dia kembali menceritakan tentang AM lebih detail lagi. Dia pun bertanya apakah saya masih berhubungan dengan AM. Aku katakan bahwa, sudah kehilangan kontaknya. Dia sudah blokir fb dan no hp nya sudah ku hapus. Pembicaran kami terputus tiba-tiba karna suaminya pulang.
          
Kebenaran sudah terungkap, tapi masih saja akal menolak dan kalah dengan nafsu yang seolah tak peduli. Masih saja saya berusaha mencari-cari dan berusaha mengingat no telponnya. Sampai di marahin orang, dan sampai di goda orang juga. Sampai akhirnya saya berhasil menemukan no hpnya. Awalnya dia memang nggak tau kalau itu aku. Dengan nada lembut dia berkata dan bertanya ini siapa ya...? Ketika dia tau itu aku, langsung menutup telpon dan menonaktifkannya.

Pagi hari aku dapat kabar, kalau harus masuk Singapore, ada pekerjaan. Rencana malam hari saya akan coba telpon dia lagi. Tapi siang hari harus pergi, aku berusaha menulis sms penjelasan.
"Rencana malam ini aku mau telpon kamu, tapi siang ini aku harus ke Singapore, mau minta maaf tunggu lebaran kelamaan dan belum tentu juga kita masih hidup dan no hp kamu dan saya masih aktif. Aku cuma minta, "kenanglah  yang indah-indah saat kita masih bersama. Masalah yang ada di antara kita justru membuat kita makin dekat bukan menjauh. Itu juga yang sedang kulakukan saat ini. Itu pun jika kamu masih mau beri aku kesempatan lagi, jika tidak pun tak apa. Maafkan atas semua ini."
          
Selama di Singapore, saya nggak tenang bekerja, tapi mau beli pulsa masih belum ada waktu tuk keluar. Capek juga karena pekerjaan. Ketika ada hari libur baru bisa pergi beli pulsa, dan langsung coba telpon dia. Setelah mengucap salam coba bertanya "masih marah nggak sama aku,"
"Marah untuk apa, kan kamu nggak salah,"
"Terus siapa yang salah donk," tanyaku lagi
"Ya nggak tau," jawabnya
"Tapi masih bolehkan aku telpon kamu," tanyaku sedikit bernada manja. Agak lama dia menjawab
"Iya boleh," dengan nada sedikit pelan.
"Ya sudah lain kali tapi ngobrolnya soalnya aku lagi ada kerja,"
"Iya," jawabnya, dan saya akhiri dengan mengucap salam.

Seneng banget rasanya dia masih mau ngomong dan masih membolehkan telpon dia. Ini adalah angin segar dan tanda masih ada kesempatan. Ketika sabtu sore, ada kesempatan, aku coba telpon dia dan coba bicara tentang junie, dia begitu ingin tau. Setiap cerita dia tanggapi, dan penasaran dengan berkata "terus terus" saat coba pancing dia tentang sebuah kesalahan dia pada junie yang menunda-nunda janji, dan sedikit berbohong, karena mungkin dia sudah belajar dari kesalahan yang lalu dan berharap semua yang di ceritakan junie tak sepenuhnya benar. Aku katakan kalau junie berharap kamu tidak perlakukan aku seperti kamu perlakukan dia, menunda-nunda janji. Kenapa dia disaktif fb lamanya, ternyata dia di marahin sama suami junie, karena masih menyebut-nyebut nama istrinya. Pantas dia katakan "demi kebaikan seseorang" yang kukira adalah diriku, ternyata untuk sang mantan.

Dari situ dia seperti nggak suka, dia hanya diam saat kutanyakan kebenarannya. Dan tiba-tiba saja dia tutup telponnya, karena aku kira itu adalah jaringan, coba telpon dia lagi, tapi nggak di angkat-angkat, berkali kali. Ya sudah mungkin dia sedang mau ke masjid, sudah magrib waktu Singapore.
          
Sering aku mencoba telpon tapi tak diangkat, dan saat malam tahun baru tiba coba telpon berkali-kali tak diangkat. Tak putus asa, coba lagi dan lagi, sampai puluhan, dan akhirnya dia mau angkat. Aku tanya kenapa nggak diangkat-angkat, dia bilang lagi kerja lembur. Esok malam telpon tapi tak diangkat-angkat. Ya sudah...

Keesok malamnya telpon juga tak diangkat, berpuluh kali sudah. Kirim saja sms bernada merayu "sayang, kenapa sih nggak diangkat-angkat telponnya. Kamu tau nggak sih kalau saya tuh rindu banget sama kamu," berharap dia mengerti. Malam berikutnya telpon lagi, dan malam itu dia mau angkat. Aku tanyakan kenapa koq dua malam lalu telpon nggak di angkat-angkat, dari nada dia seperti agak marah, nada suaranya "apa sih ah," katanya

"Kamu kenapa koq suaranya lain, kamu sakit," tanyaku.
"Iya," jawabnya singkat
"Dah berapa hari, terus gimana sekarang, adik kamu nggak datang?," tanyaku lagi
"Dah tiga malam sama hari ini, ini juga baru bisa bangun,"
"Oh...jadi kemaren kemaren tuh kamu nggak angkat telponku karena kamu sakit?,"
"Iya,"
"Maaf dech, saya nggak tau,"
Dia bertanya, apakah aku suka main bola beckel, "kamu suka ya main bola behel," itu yang kudengar. Behel, fikirku !!! Setauku gigi yang behel heheheeee."iya bola beckel yang warna putih, kecil, terus kalau di lempaar dia membal-membal gitu" katanya menjelaskan.
"Oooooh, nggak tuh,"jawabku.
"Kayaknya iya dech," katanya lagi. Ooooouuuw sepertinya pertanyaan jebakan nih fikirku.
"Hahahah   kenapa, kamu mau bilang kalau saya tuh dah membal-membalin hati kamu gitu," sedikit bercanda.

"Iya gitu dech, kadang kamu sayang-sayang aku, kadang juga kamu lempar aku," di kata-kata terakhir nadanya agak meninggi. Malam itu dia seperti sengaja memancing emosiku dengan bertanya tentang junie dan janjinya pada wanita itu. Juga tentang ara yang datang menjenguk dia ketika sakit, dengan membawa buah satu keranjang. Seperti bahagia dia bercerita tentang ara. Dan pertengakaran pun terjadi, kita bicara sudah dengan nada tinggi, dia nggak terima ketika saya ingatkan dia akan kesalahan yang sudah dia lakukan pada aku dan junie, tentang sebuah janji akan pernikahan. Dia justru bertanya " kesalahan  yang mana, itu kamu bukan aku" katanya bernada tinggi yang menandakan dia sedang marah.

"Kesalahan apapun dalam hidupmu, manusia itu harus belajar seumur hidup, bahkan sampai mati. Dan nggak ada manusia yang nggak pernah buat salah dalam hidupnya," ucapku menjelaskan.
"Iya, di matamu kan aku terus  yang salah, dan kamu yang selalu benar,"
"Kalau pun saya merasa benar, itu juga  karena saya sudah belajar dari kesalahan dalam hidupku. Aku pun mau kamu melakukan hal yang sama. Hidup ini bukan tentang siapa yang salah dan benar, tapi bagaimana kita belajar dari setiap kesalahan yang kita lakukan,"

Dari semua pembicaraan kami malam itu memang seperti nya hubungan kami sudah nggak bisa di selamatkan lagi. Dia nggak mau memberi harapan, dan dia juga nggak mau aku berharap lagi padanya, itu yang dia katakan. Dan dia bilang kalau aku selama ini selalu diktator padanya, dia nggak pernah benar dimataku, dan nggak pernah menghargai dia. Aku coba jelaskan lagi, bahwa jangan pernah bangga pada pujian kalau justru itu yang membuat kita lupa diri, tapi dengarkanlah kritikan, karena itu yang justru buat kita besar. Tetap saja dia justru melempar balik kesalahan padaku. Aku pun terdiam sesaat, lalu ku tutup dengan salam pembicaraan itu.
           
Jujur malam itu malam terakhir hubungan kami. Untuk sesaat ku tak bisa menangis, mencoba ikhlaskan semuanya, dan tangisku pun datang ketika aku berdo'a "Ya Allah jika memang ini yang terbaik bagiku, saya ikhlas ya Allah. Dan berilah aku penggantinya yang jauh lebih baik dari dia, aku lepaskan dia karena aku ingin yang terbaik menurut MU, bukan menurut ku," Dengan cucuran air mata, terus berdoa, beri saya penggantinya yang lebih baik. Saya ikhlas ya Allah, saya ikhlas. Itu terus yang kukatakan pada diriku setiap rasa itu ingin berontak. Kutepis bayangnya dengan semangat kerja dan ingat teman-temanku. Alhamdulillah berhasil, walau sesekali coba intip dia di statusnya. Dan beberapa malam setelah saya bertengkar dengan dia, dia buka kembali blokirnya di fb. Entah mengapa.

hikmah yang besar ku dapatkan dari semua ini, hadirnya dia dalam hidup ku benar-benar ujian. Ya ujian ikhlas yang selama ini begitu sulit bagiku. Mengikhlaskan yang kita cinta dan sayang untuk pergi dengan pilihannya sendiri. Aku ikhlaskan kamu karna saya sudah tau siapa kamu yang sebenarnya. Kamu tak seperti yang kukira selama ini. Kebohongan mu sudah terungkap, dan kebohongan yang kamu lakukan pasti juga akan terbongkar.
Aku juga ujian bagimu, selalu menuntut kejujuranmu ternyata agar kamu sadar akan pentingnya kejujuran itu, sekali berbohong, maka selamanya orang akan menganggap kamu pembohong. Hentikan kebohonganmu !!!

You Might Also Like

0 komentar