Festival Gunung Daik 2017

13.22

Festival Gunung Daik 2017



Festival Gunung Daik 2017 di Lingga mengundang wisatawan dan komunitas sepeda dari negeri jiran Singapore dan Malaysia. Pertama kalinya Dinas Pariwisata Lingga merancang program acara ini dengan budget yang besar serta melibatkan banyak sektor. Demi apa semua ini ?? tentu untuk kemajuan pariwisata di Lingga yang masih sedikit orang tau dan pernah datang.

Gunung daik Lingga
Peserta dari Melaka

Sejarah Kerajaan Lingga yang cukup tersohor menjadikan Lingga sangat di kenal di negeri tetangga. Baca juga Pesona Gunung Daik di Lingga. Namun tak begitu dikenal Indonesia bagian lain. Berkat pantun Gunung Daik bercabang tiga dan juga sejarah kerajaan Damnah yang menjadi pusat kerajaan melayu Johor-Riau dahulu kala dan pernah berjaya selama 120 tahun itu, menjadikan masyarakat melayu di negara tetangga baik di Singapore, Malaysia dan Brunai Darussalam serumpun dan sangat lekat.

Menurut sejarah, dahulu kerajaan Riau Lingga adalah kerajaan Johor-Riau Lingga adalah satu. Perebutan kekuasaan antara putra tertua dan adiknya, putra dari Sultan Mahmud Syah III. Dalam sengketa itu, Inggris datang mendukung putra tertua Sultan Mahmud Syah III yaitu Tengku Hussain/ Tengku Long. Sementara itu Belanda mendukung Sultan Abdul Rahman. Atas kesepakatan Inggris dan Belanda, membuat perjanjian bahwa, semenanjung Malaya di bawah pengaruh Inggris. Sultan Pertama Kerajaan Johor adalah Tengku Hussain yang berada di Singapore. Sumatra di bawah pengaruh Belanda dan Kerajaan Riau Lingga yang berada di Daik Bersultankan Sultan Abdul Rahman. Kerajaan Johor -Riau Lingga pun terpecah. 


pelabuhan Propinsi punggur

Pelabuhan Propinsi punggur

Festival Gunung Daik 19 november 2017. Sekitar 130 lebih peserta sepeda dari Singapore dan Malaysia berdatangan dengan sepeda masing-masing serta sebagian membawa keluarga. Juga ada Fam Trip media dari Singapore, Malaysia, Thailand dan Philliphine. Mereka berjumlah 27 orang dengan beberapa katergori Media, ada dari Blogger, Megazing, News Paper dan juga Photografer.

Pelabuhan Propinsi Punggur
Beberapa media asing peserta Fam trip

Disisi lain di Daik, peserta Festival Gunung Daik 2017 sedang berlangsung di sana. Para pendaki dari beberapa daerah di Indonesia turut datang dan di undang beberapa hari sebelum kedatangan kami. Namun cuaca hujan berhari-hari membuat pendakian tidak sampai ke Gunung Daik yang bercabang tiga. Medan pendakian yang licin membuat sulit untuk dilalui dan khawatir longsor serta hal-hal yang tak bisa ditebak maka lebih baik dihentikan.

Tak hanya itu saja, kabarnya Wakil Presiden Yusuf Kala datang bersama para jajaran dan 40 orang Pasfampers serta anggota DPR Pak Asman di hari lain meresmikan Festival Gunung Daik 2017 di Lingga pada 18 november, satu hari sebelum kedatangan kami. Mereka datang meninjau dan melihat Daik lebih dekat dan diharapkan mereka berniat untuk investasi di Daik Lingga, membangun Lingga agar lebih maju kedepannya.

Bahkan Pak Yusuf Kala dinobatkan sebagai Datuk di Daik Lingga. Menurut sejarah lagi, dahulu kala ketika berperang melawan Belanda, suku Bugis datang memberi pertolongan dan berperang membantu kerajaan Melayu. Mengenang hal itulah kedatangan Pak Yusuf Kala yang berasal dari Sulawesi keturunan Bugis dinobat sebagai Datuk. Hal ini sesungguhnya membuat heran warga setempat yang mungkin tidak mengetahui sejarah itu, tak sedikit juga marah atas pengangkatan " Datuk" tersebut.

Para tetamu negeri jiran komunitas sepeda dan Media Asing berada di Dabo Singkep menjalankan misi yang lain bersepeda santai dan Fam Trip. Seharian diperjalanan dari pagi hingga sore hari baru tiba di Dabo Singkep. Yang datang dari Kuala Lumpur sudah sejak tengah malam melakukan perjalanan menuju Johor Bahru, lalu menuju Batam menggunakan ferry selama 2 jam k/l. Tiba di Batam pelabuhan Internasional Batam Center, masih di transfer menuju pelabuhan punggur, dan sudah menanti kapal Lintas Kepri yang telah dipesan oleh Dispar Lingga Khusus untuk tamu-tamu negeri jiran.

Melalui pelabuhan Propinsi, keberangkatan menuju Dabo Singkep pada jam 12 siang hari berjalan selama 3-4 jam menuju pelabuhan Jagoh Dabo Singkep. Dan tiba di pelabuhan Jagoh Dabo Singkep sekitar jam 4 sore. Itulah perjalanan yang berada di KL (Kuala Lumpur). Bagaimana yang dari Penang dan Melaka atau wilayah lain di Malaysia ? yah begitulah, terbayangkan lelahnya, dan mereka juga ada yang membawa sepeda kesayangan mereka loh. Wow !!!

Diperjalanan laut, sangat disayangkan apa bila kita hanya duduk dan tertidur dalam ferry. Lebih berkesan jika berada di luar sambil menikmati suasana lautan yang membentang. Terik matahari terasa menyengat, tapi apalah daya keindahan laut sangat menggoda.

Kapal Lintas Kepri
Selfie di atas kapal lintas Kepri bersama para sepeda

Kapal Lintas Kepri
Menikmati pemandangan di perjalanan

Lingga
Menikmati perjalan walau panas sangat terik

Lingga
Hasil photo sangat bagus ketika panas terik matahari

Tiba di Pelabuhan Jagoh Dabo Singkep, semua disibukkan dengan sepeda masing-masing dan barang bawaan. Para sepeda naik lori, para peserta dengan bus yang sudah standby di luar pelabuhan. Belum usai lagi kawan !!! , kita masih harus menempuh perjalanan selama 1-2 jam menuju hotel yang ada di kota Dabo Singkep.

Pelabuhan Jagoh Dabo Singkep
Tiba di pelabuhan Jagoh Dabo Singkep

Pelabuhan Jagoh Dabo Sinhkep
Team media asing

Pelabuhan Jagoh Dabo Singkep
Menuju bus yang sudah menunggu

Perjalanan belum lagi 1 jam, tiba tiba semua diminta turun, selagi dekat singgah ke Pantai Marquese dulu. Bukan hanya pantai indah berpasir putih halus yang ingin dikenalkan kepada semuanya, di sana juga ada penangkaran penyu dan Bintang laut.

Pantai Marquese Dabo Singkep
Barisan gazebo di Pantai Marquese Dabo Singkep

Pantai Marquese Dabo Singkep
Bagian kanan Pantai Marquese

Pantai Marquese Dabo Singkep
Semangat para peserta sepeda dari Malaysia

Pantai Marquese Dabo Singkep
Penangkaran bintang laut yang sedang uji coba

Keren ya namanya ?? pasti penasaran kenapa namanya pantai Marquese ?!! Bukan karena pernah dikunjungi oleh Pembalap Motogp itu sebab nama diberikan, hanya karena anak Pak Bupati setempat fans berat dengan si pembalap top tersebut. Itulah sebab musabab nama yang digunakan. Tak nyambung kan ?? tak tun tuang tak tun tuang.

Lelah sudah dirasa dan lapar serta haus pun pasti semua juga mengalami. Namun apa daya pesta penyambutan berada di kota yang masih jauh. Hotel One tempat di mana sudah tersedia hidangan sate dan air mentimun serta hidangan penutup siap disantap. Rasa nikmat dan lapar menjadi klop di mulut, entah memang rasa nikmat atau lapar yang lebih dominan hingga semua begitu lahapnya.

Dabo Singkep Lingga
Semua peserta menimati hidangan di Hotel One dabo Singkep

Dabo Singkep Lingga
Team media asing

Hotel one Dabo Singkep Lingga
Team media asing

Belum selesai urusan saudara-saudara !! masih harus membagi hotel masing-masing peserta hingga pukul 8 malam semua bisa mandi dan berganti baju. Luar biasa, meski perjalanan itu melelahkan mereka masih semangat dan masih pergi menikmati malam pertama di Dabo Singkep.

Dabo Singkep Lingga
Briefing Team Media Asing untuk rencana besok pagi.
Di sampaikan oleh Edi Sutrisno penulis travel book Batam Kepri.

Tulisan perjalanan menuju Dabo Singkep Lingga bersama rombongan peserta Festival Gunung Daik. Masih banyak kisah dan tulisan tentang perjalanan Team Media Fam Trip di Dabo Singkep Lingga. Tunggu di Tulisan Selanjutnya 👐👐👐 !!!
Bisa baca di sini Fam Trip media asing ke Lingga

You Might Also Like

3 komentar

  1. Aaarrghh... Syeru syekali.. aku kurang piknik mbak.. ajak aku duonk.. hehehe

    BalasHapus
  2. Ya ampun, ada2 aja nama pantainya...

    BalasHapus
  3. Wahhh ada festival gunung daik ya!

    BalasHapus