Entah Apa Yang Akan Kulakukan
23.13Entah Apa Yang Akan Kulakukan
Entah apa yang akan kulakukan, jika saja dia berani datang kehadapanku. Hari rabu tgl 16 september 2015, depkolektor datang ke rumah mengambil motor yang sudah menemaniku selama 5 tahun. Dan yang tak kumengerti, dari mana mereka tau alamatku. Jangan kan bicara Batam, Batuaji aja luas, dan tentunya ada ribuan motor berseliweran. Tapi kucoba tuk tutupi ke terkejutanku atas kedatangan mereka. Saya bersikap biasa tanpa perlawanan, karena ini memang pasti terjadi. Rencana Allah tak sama dengan rencana kita, yah apa mau dikata.
Setahun lalu seorang teman yang sudah kukenal baik datang ke rumah. Meminta tolong akan menggadaikan lagi motor yang masih belum lunas dari dealer yang bergerak di bidang pinjaman uang. Delapan bulan yang lalu, memang saya lah yang menawarkan motor saya untuk di pakai olehnya dan di gadaikan, dia kekurangan uang untuk angkat kredit rumah, dan karena terlambat dari waktu yang di tentukan.
Untuk angkat kredit rumah, dia memasukan warga negara suaminya yang mana berkewarga negara Singapore. Dengan bangga tanpa dia tau resikonya. Ya jika suami warga negara asing maka kita akan di kenakan pajak 30% dari harga rumah yang di beli. Maka dia urungkan dulu. Lalu dia coba ganti suaminya jadi warga negara indonesia, namun masalah datang lagi. Ternyata umur suaminya yang sudah masuk kepala 6, dan tidak dapat persetujuan untuk pengambilan rumah. Mengingat umur dan masa kredit rumah yang mencapai 20 tahunan.
Dia meminta saya sebagai pembeli rumah itu. Namun saya menolak dengan alasan nggak punya npwp, dan masalah buku tabungan yang penghasialnnya pun tak tentu. Dia coba cari lagi siapa yang bisa dipercaya, dan bisa membantu. Ketika dapat ternyata orang tersebut istrinya merongrong dia dengan permintaan uang sampai belanjaan kebutuhan sehari-hari. Perjuanganya untuk memiliki rumah. Dengan permasahan inilah yang menyebabkan dia kena denda dari bank, keterlambatan angkat kredit.
Setelah selesai semua document, dia baru tau ternyata dia kena denda hingga 12 juta. Karena rasa kasihan sebagai teman yang juga tau bagaimana perjuangan dia selama ini, sudah setahun lebih dia bayar bulanan, kasihankan kalau sampai hangus. Saya sendiri yang menawarkan motor untuk dia gadaikan supaya ada dapat tambahan uang. Dia pun senang mendengarnya dan semangat, Akhirnya dia dapat angin segar. Bahagia lihatnya bisa membantu meringankan beban yang selama ini dia tanggung. Namun saya harus kecewa dengan tingakahnya, ternyata sebagian uang yang terkumpul dia beli kan hal yang nggak penting. Dan dia belanja beli baju, tas dan dengan bangga dia menceritakan habis beli ini itu. Astaghfirllah.....keikhlasan ku pun di uji Allah, tapi ah sudahlah.
Entah apa yang ada di dalam fikiranya, hingga dia selalu mengeluhkan nasib dan keadaan yang selalu kurang dan kurang. Karena menurutku begitu banyak rezekynya. Gaya hidup yang tak menentu atau kurangnya rasa syukur dalam dirinya yang merasa kurang dan kurang. Hingga suatu hari seorang temannya mengajak untuk bekerja ke Malaysia.
Dengan iming-iming penghasilan uang puluhan juta setiap bulannya. Dia datang lagi dengan keluhan karena ketiadaan biaya, kucoba bantu dengan uangku yang ada, namun beberapa hari lagi dia datang dengan permintaan yang lain lagi. Ya menggadai ulang motor ku yang sesungguhnya belum lagi lunas. Dengan segala penjelasan dan semangat dia bercerita tentang sebuah kesuksesan yang di impikan.
Memang lah nasib sesorang siapa yang tau, dengan keahliannya mengurut dan mendeteksi penyakit adalah kelebihan lain yang dimiliki, bisa saja dia sukses. Ragu, namun dia tetap memaksa dengan rengekannya yang membuat saya kesulitan untuk menolak. Sudah dengan alasan yang kuharap dia mengerti. Masih saja dia memohon, yah sudah lah dengan berat hati kuizinkan.
Dan saya memang harus kecewa dengan kenyataan yang kutemui, dan ini sudah kuduga jauh hari. Dimana ketika saya juga membutuhkan dana tambahan untuk modal usaha yang telah kurencanakan. Saya baru tau, ternyata motor ku yang dia gadaikan kan masanya bukan 1 tahun melainkan 18 bulan (1 1/2 tahun) emosi barbie.........dengan emosi yang tertahan pun saya coba tanyakan. Karena masih berfikir sahabat, kalau nggak mungkin sudah saya marah besar, karena itu juga hak saya. Sadar akan akibatnya, saya tahan emosi. Seperti yang sudah-sudah, karena pinjaman uang kita kehilangan teman, begitulah ujung-ujungnya. Dia mencoba berjanji akan membayar lunas 3 bulan kedepan. Karena jika sekarang saya belum punya uang, dan dia pun meminta saya jangan marah, karena dia juga nggak mau kehilangan teman gegara perkara ini.
Lima bulan berlalu sudah, dari 2 bulan yang lalu saya coba miscall no hpnya. Dia matikan hp itu, masih berbaik sangka, mungkin dia memang tidak bisa melunasi dalam 3 bulan dari yang dia janjikan, tapi berharap dia masih bayar cicilan per bulannya. Seorang teman pun yang dititipkan pesan tentang kemungkinan terburuk keadaannya, tak langsung menyampaikan padaku. Yang ternyata sudah lima bulan motor ku tidak dibayar per bulannya.
Apa nak dikata lagi sudah terlanjur. Berfikir-fikir apa yang harus kulakukan untuk mempertahankan motor itu. Smentara uang pun sedang tak ada lagi. Jalan satu -satunya adalah di gadaikan lagi, tapi di tempat yang berbeda, karna dengan recod yang jelek, tentu mereka tak mau kalau di gadai disana lagi, blacklist. Tapi permasalahan lagi, kk (kartu keluarga) ku hilang dan sedang di urus karena menghabiskan masa yang lama untuk siap. Berharap setelah kk selesai bisa terselesaikan masalah.
Rencana kita berbeda dengan rencana Allah. Hingga peristiwa pengambilan motor itupun terjadi dan sejak saat itu pun langkah ku sudah berat nak pergi kemana-mana. Tak tau bagaimana lagi, memang tak mampu, dari mana saya dapat uang 6 juta dalam waktu 2 minggu, waktu yang di berikan pihak dealer. Saya memilih mengikhlaskan saja, karena mungkin inilah cara Allah mengambil titipannya padaku.
Semua cuma titipan dan semua yang terjadi pun atas kehendak Allah yang mungkin dengan ujian ini DIA akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik lagi. Mencoba tuk tenang sambil berfikir bagaimana cara bisa beli lagi, karena memang butuh. Dan terhadap dia, sahabat yang telah berbuat demikian pada ku, entah apa yang akan kulakukan jika dia berani datang di hadapan ku.
"Bahkan daun yang kering pun, jatuh atas izin Allah"
Di balik kesulitan selalu ada kemudahan, insyaAllah.
0 komentar