Pelabuhan Telaga Punggur

00.52

Pelabuhan Telaga Punggur



Di pagi hari itu sejenak ingin hati menuju ke sebuah tempat, yang lama tidak lagi ku datangi. Kalau tidak ada keperluan mau bagaimana lagi. Tapi pagi itu aku melaju dengan motor menuju Telaga Punggur. Disana ada beberapa pelabuhan menuju Tanjung Pinang dan Juga Tanjunguban. Pelabuhan roro yang inginku datangi, dimana sekarang sedang ramai orang-orang menuju Tanjung Uban, ya di sana sedang menjadi tempat berlibur yang patut untuk di kunjungi.

Pelabuhan roro dulu yang ku dengar hanya berlayar 2 kali sehari, pagi jam 10 dan sore jam 4. Penasaran dengan jadwal itu kenapa tidak ada yang lebih pagi lagi. Ternyata oh ternyata, bukan 2 kali sehari, tapi sepuluh kali sodara sodara hadoooh jleb banget dah. Setiap 2 jam ada keberangkatan. Ya sudah lah sekarang sudah tau sendiri, bukan katanya. Setelah bertanya-tanya pada petugas disana yang kurang bersahabat menjawab setiap pertanyaan sudahlah pergi saja.


Pelabuhan Telaga Punggur

Bingung mau kemana lagi,tak jauh dari pelabuhan kapal roro, ada sebuah gardu menuju sebuah perkampungan, lalu aku masuk kedalam gang. Di balik rumah-rumah sudah lautan di belakangnya, aku terus saja berjalan tanpa tau tujuan. Banyak aktifitas disana, seperti AL (angkatan laut) dengan armadanya, sekolah SD, toko grosir dengan nama Selamat Datang yang cukup ramai aktifitas jual beli.

Sebuah toko grosir disana. Aku pun masih trus berjalan pelan bersama motor menyusuri jalanan dan akhirnya buntu. Lalu ada gang tampak menarik perhatianku, ku Masuk dan melihat-lihat. Sebuah kapal bermuatan pisang pun sedang di bongkar di timbang lalu di susun di sebuah mobil pickup kecil. Ada beberapa kapal bersandar di sana.

Pelabuhan Telaga Punggur
Gardu menuju perkampungan di punggur

Pelabuhan Telaga Punggur
Awalnya kapal-kapal besar itu yang menarik perhatianku

Pelabuhan Telaga Punggur
Setelah masuk ke gang, yang terlihat justru bongkar muatan pisang ini


Jalan perlahan lalu bertanya, "pisangnya didatangkan dari mana pak ?," 
" Kalimantan," jawab salah seorangnya. 
"saya photo ya pak," cekrek cekrek. Lalu seorang pria menghampiriku sambil bertanya 
" pagi mba, ada apa ini photo-photo??," tanya seorang lelaki
"Untuk buat cerita pak," jawabku. 
"Ooh, cerita apa nih," sang pria itu bertanya lagi. 
" cerita sebuah perjalanan," jawabku. 
Dia mengira saya adalah seorang wartawan. Kemudian beliau bercerita tentang keluh kesah warga sekitar. Dimana dengar -dengar berita bahwa pelabuhan tua punggur ini akan di tutup. 
"Bagimana nih kalau di tutup, kasihanlah orang-orang ini yang kerja disini, jadi hilang pekerjaan dan pencarian,"
 Saya bertanya lagi " kenapa bongkarya disini pak, apakah memang disini tempatnya....,"
"Lalu mau dimana lagi mba? Kalau di Batu Ampar, ngantrinya panjang dan lama baru bisa di bongkar, keburu masak dan busuk tuh pisang," Katanya menjelaskan. Oh begitu fikirku....
Dia juga bertanya padaku " baru dengar ya dipunggur ada pelabuhan bongkar buah," 
"iya pak, tadi cuma iseng jalan-jalan dan saya melihat bongkar pisang ini menarik untuk jadi cerita perjalanan saya pagi ini,"

Pelabuhan Telaga Punggur

Menurut Ambo ka atau biasa di panggil Ambo saja tak pakai Ka katanya, katanya loh ya, cuma menyampaikan hahahah.....
Pisang ini di datangkan dari Kalimantan, dengan waktu tempuh 48 jam untuk sampai di Batam by laut, hemmmmm. Ya jadi kalau di Batam pisang mahal, jauuh booo perjalanan.

Pisang yang sudah menguning di pisahkan dari yang masih hijau atau agak kekuningan. Sebab pisang yang sudah kuning tak bisa lagi di jual karena sudah terlalu masak. Dan pagi itu seorang Bapak datang dari Kampung Seraya untuk membeli pisang dan sudah langganan beli pisang di tempat itu. Beliau adalah seorang pengusaha pisang keju.

Hasil dari ngobrol, bertanya dan photo-photo, saya pamit pulang dan pak Ambo menawarkan "mau pisang...," 
" dikasih," tanya saya lagi 
"ya iyalah, ini pisang sudah tidak bisa di jual soalnya,"
"sebanyak itu tidak bisa di jual, terus bagaimana itu," tanyaku.
" itulah tidak tau mau bagaimna," katanya. Astaghfirllah... kasihannya, jauh-jauh dari kalimantan, malah tidak bisa di jual. Dan apa yang terjadi freind???!!!! Jeng jeng jeeeeeeng satu tandan pisang yang sudah masak dan kuning dikasih ke saya. Wooooow  terima kasih pak Ambo semoga rezekynya melimpah. Aamiin...

Pelabuhan Telaga Punggur
Pisang yang telah kuning itu sudah tidak bisa di jual

Pelabuhan Telaga Punggur
Para pekerja yang bongkar pisang di dalam kapal


Wah perjalanan yang berkah dapat pisang satu tandan. Enggak nyangka perjalanan itu selain dapat wawasan dapat pemandangan, mengobati rindu dan dapat pisang hahaha...

Di sekitar pelabuhan kecil itu ada tampak kapal-kapal besar berbaris. Itu adalah tempat pembuatan kapal dan sebuah PT besar. Dan di antaranya ada pelabuhan untuk bongkar ikan. Namun siang itu sepi aktifitas.

Buat Pak Wali Kota, dengerin tuh keluhan rakyat. Jangan di tutup pelabuhan tua disana, mereka juga butuh kerja dan penghasilan. Tidak lah besar penghasilan mereka, tapi adanya pelabuhan itu tenaga mereka masih di butuhkan tanpa jauh-jauh ke Batu Ampar. Jika pun di lakukan penutupan, berilah solusi bagi orang-orang kecil yang mengais rezeky. Agar tidak banyak pengangguran dan menjadi jalan kejahat di Batam.

Pak Ambo berasal dari Sulawesi dan sudah menetap di Batam sejak lama. Beliau hanyalah seorang pengolah pelabuhan saja yang mengatur keluar masuk kapal bongkar buah-buahan. Salam dari punggur.

You Might Also Like

0 komentar