Usai Fam Trip, Tinggallah kenangan

08.00

Usai Fam Trip, Tinggallah kenangan


Nongsa Neptune Regatta


Usai Fam Trip, Tinggallah kenangan. Semula tak satu pun mereka yang kenal. Mereka yang datang dari Malaysia dan Singapore. Media yang dari berbagai kalangan, ada Jurnalis, Photografi dan Blogger.  Yang dari Batam aku mengenal 2 orang, selebihnya kita berkenalan di Pelabuhan Telaga Punggur.

Begitu pun mereka yang dari Malaysia dan Singapore, sebagian ada yang Tak saling mengenal, dan pada akhirnya kenal dalam masa perjalanan Fam Trip.

Berkumpul di Pelabuhan Telaga Punggur yang akan mengantarkan kami menuju ke Dermaga penghubung, Cempa di Pulau Pasir Panjang Kabupaten Lingga. Bersama Ferry Oceana 5, dan waktu perjalanan sekitar 3 k/l. Begitu keluar dari Ferry, alamak... Kami disambut laut nan biru membahana. Oh alangkah indah, sungguh, langsung saja semua mengeluarkan alat tempur membidik panorama yang terlihat.

Nongsa Neptune Regatta

Nongsa Neptune Regatta

Nongsa Neptune Regatta


Semua, namanya juga media, tentu peristiwa ini Tak kan terlewatkan oleh mereka. Begitupun yang kulakukan, ambil handphone langsung buat Video. Sayang jika hanya photo, dia takkan bicara banyak, walau sebuah photo mampu mengenang cerita lama dan panjang. Tapi sekarang, video lebih baik walau banyak menggunakan memori card dan buat cepet full. Dan akhirnya baper!

Dari Dermaga Cempa, kami lanjut lagi ke Pulau Batu Belubang dengan Speedboat milik Pemerintahan yang mengantar Pak Gubernur, Pak Bupati dan lainnya menuju pulau-pulau di Kepri. Sekitar 1 jam, dermaga sederhana milik pengepul ikan di Batu Belubang, jadi tempat sandar dan menurunkan kami.

Perut lapar dan hidangan sudah tersedia. Di satu rumah warga kami makan di sana dengan hidangan ikan asam pedas, kari terong, sayur acar wortel dan mentimun juga sambal telur berteman bilis. Wow nikmat terasa siang itu.

Tak ada hotel atau pun homestay, pulau nun jauh ini bukan tempat berlibur bagi wisatawan. Pulau ini masih belum banyak orang-orang tau, betapa ada banyak keelokan yang dapat dijelajahi. Pantai pasir putihnya, mengelilingi pulau nan mempesona ini. Kemana-mana pergi di ujungnya pantai lagi dan lagi.

Sambutan hangat sang mentari, siang itu memukau semua mata. Dimanja dengan cantiknya laut berhias pulau-pulau hijau. Perjalanan panjang media Malaysia yang sejak kemarin malam hingga siang itu, rasanya terbayar dengan alam yang terhidang. Walau pun begitu, istirahat sejenak akan lebih baik. Ya! Di rumah-rumah penduduk kami tinggal dan hanya untuk meletakkan barang bawaan. Rebahkan diri sambil berkenalan dan berbagi cerita.

Sore hari adalah waktu yang kita sepakati untuk jelajahi panorama. Mengungkap apa sih yang bisa dilakukan di Pulau Batu Belubang itu? Pantai kecil di samping dermaga kedatangan kami, sudah cukup menjawab dengan pantai bersih dan air yang, Masya Allah jernih sekali pake banget. Dari ke jauhan dapat dilihat pantulan dalam airnya bila pasir putih tanpa karang, maka dia akan memantul samaran putih. Dan yang agak gelap, bisa jadi karang atau memang kedalaman airnya lebih.

Memasuki perkampungan warga setempat, mendapati aktifitas mereka yang jadi perhatian bagi media luar. Kadang kebiasaan suatu daerah menjadi menarik untuk bidikan kamera. Salah satunya, anak kecil yang sedang bermain gasing. Permainan tradisional Melayu itu sangat asyik dimainkan dan beberapa media pun menjadikannya sebagai arahan kamera.

Anak- anak kota gudget adalah media permainan mereka. Duduk manis dan bermalasan, hanya jari saja yang bergerak. Pinter main gudget tapi tidak membuat mereka aktif dan energik. Rindu akan suasana kampung, hal semacam ini jadi sangat menarik.

Melalui pepohonan kelapa dengan jalanan setapak, terlihat perkampungan itu cukup bersih. Seger rasanya, bagaimana tidak, polusi yang menjadi teman sehari-hari, di pulau ini, tidak ditemukan. Oh rasanya damai dan melegakan.

Setelah semua berlalu, pantai lagi dan lagi. Tapi buka itu tujuan kita jelajah sore itu. Sedikit ke arah barat, ada bukit dan kita mendaki sejengkal, meski semuanya bernapas dengan terengah-engah . Ya tidak ada informasi sebelumnya, agak syok sebentar tapi setelahnya, wow.

Duduk manis sambil menikmati makanan kecil, santai sejenak setelah pernafasan mengalami hal berat, tentu jadi hal mengasyikan. Selain berphoto ria menjadi moment berharga yang dilakukan. Buat traveler dan media seperti kita-kita, No picture, hoax hehehe. Mengabadikan panorama indah sudah bukan hal langka. Terkadang menikmati suasana hilang demi pengambilan photo-photo. Mengagumi karunia ilahi tak cukup dengan mata kepala, penting ada di hp dan kamera.
Bukit Batu Belubang Lingga


Bukit Batu Belubang Lingga

Dari atas Bukit Batu Belubang ini, tak terbantahkan pesonanya. Terlihat jelas isi dari laut yang membentang luas. Hijau muda dengan kolaborasi hijau toska dan pancaran sinar mentari yang sudah agak mulai memerah, sunset dengan warna jingga tak lama lagi akan keluar.

Disela-sela aktifitas, canda tawa berkumandang tiada habis. Saat seperti inilah kita bisa bersama saling komentar lucu dengan apa saja yang bisa jadi bahan untuk tertawa. Suka duka jadi canda tawa, merangkum rasa kebersamaan. Hidup jangan terlalu serius, nggak berkesan sepanjang jalan.

Sudah naik, dan kita pun turun melalui jalan berbeda. Yang ini agak extrim dari sebelumnya. Bebatuan curam dan penuh hati-hati untuk selamat. Bahaya, namun inilah sensasinya, don't try at home! Halah

Tiba dibawah, inilah yang membuat pulau ini menyandang Batu Belubang. Sebab batu berlubang itu sendiri ada di tempat itu. Sebuah gua kecil tepatnya, dengan batu-batu granit mini bercampur pasir padat diluar dan dalam gua. Terdapat celah bagaikan lubang besar mengarah ke pantai. Ada celah besar yang bisa jadi jalan masuk ke gua yang mengarah ke laut. Jika air pasang, jalan itu akan tertutup. Dari lubang besar yang mengarah ke pantai, pengambilan photo dari luar mengarah ke dalam, menjadi frame unik dengan objek dirimu didalamnya. Hemmm....seperti dibawah ini hasilnya.

Batu Belubang Lingga

Senja itu, bila lebih lama lagi santai bersamanya, perjalan itu tak tergantikan dengan apa pun. Yang ada hanya aku dan rasa yang tertinggal. Ah bila ada kesempatan lagi bermanja-manja dengan alam, tinggallah lebih lama di sana hingga senja menghilang, dan malam pun membelai lembut dengan angin semilirnya. Ih jadi ingin kembali dan menetap lebih lama. Bercengkrama dengan alam dan suasana yang tak bisa didapatkan tempat lain. Hanya di sini di Batu Berlubang!!!

Fam Trip

Fam Trip



Fam Trip usai, tinggallah kenangan. Kenangan perjalanan, kenangan suka duka bersama, masa canda tawa dan saling berbagi. Ah rasanya semua tak akan pernah berulang. Walau akan ada perjalanan lagi, maka bertemu dengan orang-orang yang lain lagi. Kebersamaan yang akan kita kenang.


Daik Lingga

You Might Also Like

1 komentar

  1. alahai rindunya time ni..rimdu juga pada kak asih..nnti ketemu lagi yaa

    BalasHapus